Sabtu, 15 September 2007

Ramadhan Mubarak (Penuh Berkah)

Ramadhan Mubarak (Penuh Berkah)

Oleh :

Fadhilatul Ustadz Abu Auf Abdurrahman Attamimi


إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ َسيِّئَاتِِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ إِلاَّ َّاللهُ وَحْدَهُ لا َشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ َكلاَمُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا فَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌُ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَ لَةٌ وَكُلُّ ضَلاَ لَةٍ فِى النَّارِ.

Sungguh sangat menggembirakan sekali dengan datangnya bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, bulan diturunkannya Al-Qur’an yang merupakan petunjuk bagi manusia, dan penjelasan-penjelasan tentang petunjuk itu, serta sebagai pembeda antara yang haq dan yang batil. Bulan Ramadhan merupakan bulan yang di dalamnya terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan sebagaimana difirmankan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala :


إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدَرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدَرِ لَيْلَةُ الْقَدَرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al Qur’an) dalam suatu malam yang mulia. Tahukah kamu apakah malam yang mulia itu?Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan” (Al Qadr : 1-3)

Selain itu bulan yang penuh berkah ini adalah bulan ibadah sebagaimana telah dikabarkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, bahwasanya beliau memberikan berita gembira kepada para sahabatnya dengan kedatangan bulan Ramadhan ini, dimana bulan ini Allah Subhanahu wa Ta’ala membuka pintu-pintu surga, menutup pintu-pintu neraka, dan dibelenggunya syaithan-syaithan.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :

إِذَا كاَنَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِِّدَتْ الشَّيَاطِيْنُ وَمَردَة ُ الجِنِّ وِغُلِّقَتْ أَبْوِبُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابُ وَ فُتِِّحَتْ أَبْوَبُ الجَنَّةِ فَلَم يُغْلَقْ مِنْهَا بَابُ وَيُنَادِي مُنَاٍد كُلَّ لَيْلَةٍ : يَا بَاغِيَ الخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِ أَقْصِرْ وِلْلَّهِ عتقاءُ مِنَ النَّارِ وَ ذلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ.

“Pada saat masuk awal malam dari bulan Ramadhan, dibelenggu (oleh Allah) syaithan-syaithan yang durhaka, ditutuplah pintu neraka serta tidak dibiarkan satupun dari pintu neraka yang dibuka, dibukalah pintu-pintu surga dan tidak dibiarkan satupun dari pintu surga yang tertutup. kemudian dipanggillah orang-orang dengan panggilan : “Wahai orang-orang yang mengharapkan kebaikan sambutlah (bulan ini dengan kebaikan) , wahai orang-orang yang mengharapkan kejelekan berhentilah (dari berbuat kejahatan & kejelekan)”. Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Malik, Baihaqi. Lihat Shahih Jami’ush Shaghir Juz. 1 Hal. 192-193.

Allah membebaskan hambanya dari api neraka pada setiap malam bulan Ramadhan. Dalam hadits yang lain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :

إِنَّ لله تبَاَرَكَ وَتَعَالَى عتقَاءُ فِى كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ -يَعْنِى فِى رَمَضَانَ - وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ فِى كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ

“Sesungguhnya kepunyaan Allah-lah hamba-hamba yang terbebas (dari api neraka) pada setiap hari dan malam -yaitu pada bulan Ramadhan-, dan sesungguhnya setiap muslim mempunyai do’a yang mustajab setiap hari dan malamnya”. (H.R. Al Bazzar. Lihat Shahih at Targhib wa at Tathib. Hadits No. 1002)

Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه ِ وَمَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه

“Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan dasar iman dan mengharap (pahala disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala) niscaya diampuni dosa-dosa yang telah lampau, dan barangsiapa mendirikan shalat tarawih pada bulan Ramadhan dengan dasar iman dan mengharap (pahala) niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (muttafaqun ‘alaihi)

Banyak disebutkan dalam hadits-hadits Nabi yang shahih dan ayat-ayat Al Qur’an Al Karim tentang keutamaan bulan yang mulia ini. Maka sepatutnya bagi seorang yang beriman memanfaatkan kesempatan emas ini (yang diberikan Allah kepada siapa saja yang menjumpai bulan Ramadhan). Maka hendaknya ia bersegera menuju ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berhati-hati dari perbuatan kejahatan, bersungguh-sungguh dalam menunaikan kewajiban yang dibebankan kepadanya. Terutama melaksa-nakan shalat wajib di masjid dengan berjama’ah, karena hal ini (yaitu shalat berjama’ah) merupakan tiang dari agama Islam dan merupakan kewajiban yang paling agung setelah dua kalimat syahadat.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa bulan Ramadhan merupakan bulan jihad. Telah terjadi berbagai macam peristiwa peperangan pada bulan yang penuh berkah ini antara golongan yang haq melawan golongan yang bathil. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan pertolongan pada hamba-hamba-Nya yang beriman dan menghinakan musuh-musuh (orang beriman) yaitu orang kafir.

Telah terjadi di bulan yang penuh berkah ini perang Badar Qubro pada tanggal 17 Ramadhan, dan (lihatlah) bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan Malaikat-Malaikat-Nya untuk memberikan pertolongan kepada Rasul-Nya. Maka dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala sekelompok pasukan kecil terdiri dari hamba-hamba-Nya yang beriman dapat menghantam dan mengalahkan kelompok besar dari kaum kafirin.

Dan (lihatlah) bagaimana pula pasukan-pasukan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang ditolong pada peperangan Ainu Jalut dengan pertolongan yang nyata, sedangkan jumlah mereka sedikit dibandingkan dengan jumlah musuh dari golongan orang-orang kafir bangsa Tartar, dan mereka (Tartar) ditimpa keruntuhan yang tidak pernah bangkit sesudahnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan yang haq dan Dia-lah yang memberi petunjuk kejalan yang lurus, serta mencukupi segala sesuatu yang indah.

Tidak ada komentar: